Said Abdullah: Natal 2025 Momentum Merawat Welas Asih

Natal 2025 Momentum Merawat Welas Asih
Meta Description: Ketua DPP PDI Perjuangan dan Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mengajak seluruh bangsa Indonesia memaknai perayaan Natal 2025 bukan hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi sebagai momentum kuat untuk menumbuhkan kepedulian sosial, welas asih, persatuan, dan kerukunan antarumat beragama di tengah berbagai tantangan sosial dan kemanusiaan. CNN Indonesia+1


1. Refleksi Natal: Lebih Dari Sekadar Perayaan Keagamaan

Said Abdullah menyampaikan bahwa Natal 2025 harus dipandang sebagai momen reflektif yang mengajarkan manusia untuk merawat kasih sayang, empati, dan solidaritas sosial terhadap sesama, terutama di tengah situasi bangsa yang diwarnai tantangan pandemi, bencana alam, dan ketegangan sosial. CNN Indonesia+1

Dalam pernyataannya, ia menekankan bahwa nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Isa atau Yesus Kristus — khususnya welas asih dan kepedulian terhadap orang yang menderita — relevan tidak hanya bagi komunitas Kristiani, tetapi untuk seluruh elemen masyarakat Indonesia yang majemuk. Jawa Pos


2. Teladan Nabi Isa & Dimensi Kemanusiaan Natal

Said Abdullah menjelaskan bahwa kisah kelahiran Nabi Isa yang penuh kesederhanaan — lahir di sebuah kandang, tanpa kemewahan duniawi — menjadi simbol kuat bahwa kemuliaan manusia tidak ditentukan status sosial, tetapi oleh iman, pengabdian, dan pelayanan kepada sesama. News Satu

Dalam konteks ini, keberpihakan Isa kepada yang lemah serta tindakan-tindakan kemanusiaan seperti menyembuhkan yang sakit adalah contoh nyata kesadaran sosial dan kasih universal yang perlu dihidupkan kembali saat merayakan Natal. Jawa Pos


3. Welas Asih Antarumat Beragama & Kerukunan Nasional

Said juga menekankan bahwa Natal 2025 adalah momentum bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat harmoni antarumat beragama. Ia mengajak agar perbedaan keyakinan tidak dijadikan penghalang, melainkan sebagai sumber kekayaan budaya dan potensi kerja sama antaragama. Jawa Pos

Menurutnya, dunia yang saat ini sering diliputi konflik sosial dan kompetisi global harus dihadapi dengan sikap kosmopolitan dan komitmen terhadap kemanusiaan — tidak hanya sekadar toleransi, tetapi saling menyayangi dan peduli secara nyata. News Satu


4. Konteks Tantangan Global & Kehidupan Berbangsa

Ucapan Natal dari Said juga muncul saat berbagai tantangan global masih menguji solidaritas masyarakat: mulai dari krisis ekologis, pandemi, ketegangan geopolitik, hingga dampak bencana alam di berbagai wilayah Indonesia. Ia menyatakan bahwa nilai welas asih yang ditempatkan sebagai landasan moral harus menjadi pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara untuk menjahit kembali persatuan dan konstruksi sosial. Jawa Pos


5. Arah Pesan Untuk Bangsa Indonesia

Said Abdullah menyerukan agar perayaan Natal tahun ini menjadi titik penguatan komitmen sosial untuk:

  • Memupuk kepedulian sosial terhadap sesama yang terdampak kemiskinan, bencana, atau krisis sosial lainnya. CNN Indonesia

  • Menguatkan kerukunan antarumat beragama dan membangun rasa saling menghormati dalam keberagaman. News Satu

  • Menjaga persatuan nasional dengan memancarkan nilai kasih dan solidaritas dalam kehidupan sehari-hari. Jawa Pos

Dalam ajakannya, Said juga mengingatkan bahwa kasih sejati adalah tindakan nyata — berupa bantuan, dukungan emosional, serta kerja sama yang melampaui batas latar belakang agama, suku, dan budaya. CNN Indonesia


6. Kesimpulan: Natal Sebagai Momentum Merawat Welas Asih

Perayaan Natal 2025 menurut Said Abdullah merupakan lebih dari perayaan liturgis; ini adalah panggilan untuk merawat nilai-nilai kemanusiaan universal yang menegaskan bahwa kasih, empati, dan solidaritas bukan sekadar kata, tetapi cara hidup yang menciptakan dunia yang lebih damai dan adil. CNN Indonesia+1

Pedoman semacam ini bukan hanya relevan bagi komunitas Kristiani, tetapi untuk seluruh warga negara ketika bangsa Indonesia menghadapi tantangan sosial dan kemanusiaan secara bersama-sama. News Satu