Potensi ambyarnya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Indonesia membawa konsekuensi serius bagi perekonomian kedua negara. Apa untung dan ruginya buat RI? Simak analisis lengkapnya di sini.
1. Latar Belakang Kesepakatan Dagang AS–RI
Amerika Serikat dan Indonesia tengah menjajaki kesepakatan dagang strategis yang diharapkan bisa memperkuat hubungan ekonomi dan investasi kedua negara. Kesepakatan ini bertujuan untuk membuka akses pasar yang lebih luas, memperbaiki regulasi investasi, serta memperkuat kerja sama di sektor teknologi dan manufaktur. (Kompas, 2025)
Namun, sejak beberapa waktu terakhir, kabar bahwa proses negosiasi mengalami hambatan serius beredar luas. Jika kesepakatan ini batal atau ambyar, dampaknya bisa cukup signifikan.
2. Potensi Dampak Negatif Bila Kesepakatan Ambyar
-
Investasi Asing Terhambat: AS merupakan salah satu investor utama di Indonesia, terutama di sektor energi, teknologi, dan manufaktur. Ambyarnya kesepakatan bisa menurunkan minat investasi AS ke Indonesia karena ketidakpastian regulasi dan perdagangan. (Bisnis Indonesia, 2025)
-
Ekspor Terhambat: Salah satu keuntungan utama kesepakatan dagang adalah penurunan tarif dan kemudahan akses pasar AS untuk produk Indonesia, seperti tekstil, elektronik, dan komoditas pertanian. Jika batal, produk Indonesia bisa kehilangan daya saing di pasar AS akibat tarif tinggi. (The Jakarta Post, 2025)
-
Pengaruh pada Hubungan Politik: Hubungan dagang erat dengan hubungan diplomatik. Ambyarnya kesepakatan bisa memperumit kerjasama strategis di bidang keamanan dan diplomasi antara kedua negara. (CNN Indonesia, 2025)
3. Potensi Keuntungan Jika Kesepakatan Tidak Terwujud
-
Menghindari Ketergantungan Berlebihan: Beberapa kalangan di Indonesia menyuarakan kekhawatiran soal ketergantungan ekonomi yang terlalu berat ke AS. Gagalnya kesepakatan bisa memaksa RI mencari mitra dagang lain yang lebih berimbang, seperti China, Uni Eropa, dan negara-negara ASEAN. (Detik Finance, 2025)
-
Perlindungan Industri Lokal: Kesepakatan dagang sering menuntut Indonesia membuka pasar lebih lebar, yang bisa menimbulkan persaingan ketat dengan produk impor AS. Tanpa kesepakatan, industri lokal mungkin mendapat ruang bernapas untuk berkembang tanpa tekanan impor. (Kontan, 2025)
-
Mendukung Kedaulatan Regulasi: Indonesia punya kepentingan menjaga kebijakan dalam negeri, seperti perlindungan lingkungan dan buruh. Kesepakatan dengan AS terkadang menuntut standar tertentu yang dianggap berat bagi industri lokal. Jika ambyar, Indonesia bebas menentukan kebijakan sendiri. (Tempo, 2025)
4. Reaksi Pemerintah dan Pelaku Ekonomi
-
Pemerintah Indonesia berupaya mengantisipasi potensi kegagalan ini dengan memperkuat hubungan bilateral secara terpisah dan mendorong diversifikasi pasar ekspor. Menteri Perdagangan RI menyatakan komitmen agar ekonomi tetap tumbuh meskipun tanpa kesepakatan dagang AS. (Merdeka, 2025)
-
Pelaku bisnis Indonesia menunjukkan sikap waspada. Beberapa asosiasi pengusaha berharap kesepakatan tetap berjalan karena akses ke pasar AS penting untuk ekspansi bisnis mereka. Namun, mereka juga mendorong pemerintah menyiapkan skenario cadangan. (Investor Daily, 2025)
5. Apa yang Harus Dilakukan Indonesia?
-
Diversifikasi Mitra Dagang: Memperkuat kerjasama dengan negara-negara lain agar tidak bergantung pada satu pasar.
-
Perkuat Daya Saing Lokal: Memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan kualitas produk supaya bisa bersaing tanpa harus terlalu bergantung pada kemudahan akses pasar.
-
Tingkatkan Nilai Tambah Produk: Fokus pada produk dengan nilai tambah tinggi agar lebih diminati pasar global.
6. Kesimpulan
Jika kesepakatan dagang AS–RI ambyar, Indonesia harus siap dengan konsekuensi negatif seperti hambatan investasi dan ekspor. Namun, ada juga sisi positif yang bisa dimanfaatkan, seperti menjaga kedaulatan regulasi dan memberi ruang bagi industri lokal berkembang. Kuncinya ada di strategi pemerintah dan pelaku usaha dalam menghadapi dinamika global.
