Sebagai bagian dari upaya memperkuat literasi di sekolah‑sekolah yang menjadi sasaran program sosial, Kementerian Sosial (Kemensos) melalui program “Sekolah Rakyat” menjalin kerjasama strategis dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) untuk membangun perpustakaan modern di sekolah‑sekolah yang berada di kelompok penduduk kurang mampu (Desil 1–4 dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional, DTSEN). Antara News+2detiknews+2
Inisiatif ini dipandang sebagai salah satu elemen penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memperkuat budaya baca, dan menjadikan sekolah sebagai pusat pembelajaran sekaligus pemberdayaan masyarakat. kumparan+1
Isi Kerjasama dan Detil Program
Beberapa poin kunci dari kerjasama Kemensos dan Perpusnas adalah sebagai berikut:
-
Program Sekolah Rakyat: Sekolah Rakyat merupakan program prioritas nasional yang diinisiasi oleh pemerintah guna memberikan akses pendidikan berkualitas bagi anak‑anak dari keluarga tidak mampu. Dalam rangka program ini, Kemensos akan menyediakan sarana dan prasarana fisik sekolah, sementara Perpusnas akan membantu terkait literasi. Antara News+1
-
Pembangunan perpustakaan modern: Mensos, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menyampaikan bahwa sekolah tidak hanya membutuhkan bangunan yang layak, tetapi juga perpustakaan yang “istimewa, modern, dan bisa menjadi tempat studi banding bagi sekolah lain”. detiknews+1
-
Peran Perpusnas: Perpusnas akan mendesain dan mengelola perpustakaan serta menyediakan buku, rak, dan perangkat digital. Contoh: bantuan berupa buku fisik, rak koleksi, dan perangkat digital (kios baca) untuk beberapa sekolah. detiknews+1
-
Sasaran awal: Program akan mulai pada beberapa titik sekolah terlebih dahulu. Dari laporan, hingga September 2025 tercatat bahwa Perpusnas menargetkan 150 lokus Sekolah Rakyat dengan 224 sekolah yang akan menerima bantuan perpustakaan. Antara News+1
-
Bantuan spesifik: misalnya untuk jenjang SD, SMP, SMA: 1.500 judul buku untuk SD, 1.500 untuk SMP, 1.000 untuk SMA; tiap sekolah juga mendapat dua rak buku dan paket digital kios baca. inilah.com+1
Tujuan dan Manfaat
-
Meningkatkan literasi: Dengan memiliki perpustakaan modern di sekolah‑sekolah sasaran, diharapkan minat baca dan kecakapan literasi siswa meningkat. Perpusnas menegaskan bahwa literasi harus menjadi gerakan sosial yang menumbuhkan rasa ingin tahu dan semangat belajar sepanjang hayat. kumparan+1
-
Inklusif dan berkelanjutan: Perpustakaan di sekolah tidak hanya untuk siswa, tetapi diharapkan juga menjadi ruang bagi masyarakat sekitar, sehingga tersambung dengan taman baca, perpustakaan desa, dan komunitas literasi. detiknews+1
-
Pemenuhan standar nasional: Dengan dukungan Perpusnas, perpustakaan‑sekolah diarahkan untuk memenuhi Standar Nasional Perpustakaan (SNP) agar kualitas layanan benar‑benar terjaga. detiknews
Tantangan & Catatan Penting
-
Beberapa sekolah yang menjadi sasaran masih mengalami kekurangan fasilitas perpustakaan: survei awal dari Perpusnas menemukan bahwa dari 96 sekolah yang mengisi survei, terdapat 19 sekolah yang belum memiliki tenaga perpustakaan, 11 sekolah belum memiliki sarana/prasarana, dan 7 sekolah belum memiliki ruang perpustakaan. detiknews
-
Keberlanjutan pengelolaan perpustakaan menjadi kunci: memiliki rak dan buku saja tidak cukup, sekolah perlu memiliki sistem, tenaga, dan budaya membaca yang hidup. Mensos dan Perpusnas memberi perhatian bahwa pengelolaan mandiri perlu diupayakan agar manfaat jangka panjang tercapai. kumparan
-
Sinergi antara institusi pusat dan daerah serta dukungan komunitas di sekitar sekolah diperlukan agar program ini tidak hanya berhenti di infrastruktur fisik, tapi benar‑benar membangun ekosistem literasi.
Kesimpulan
Kolaborasi antara Kemensos dan Perpusnas untuk membangun perpustakaan modern di Sekolah Rakyat merupakan langkah strategis dalam memperkuat pendidikan dan literasi anak bangsa, terutama di kelompok yang kurang beruntung secara sosial‑ekonomi. Dengan adanya fasilitas yang layak, dukungan buku dan digital, serta pengelolaan yang baik, sasaran program ini adalah terciptanya ruang belajar yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan. Meski tantangan seperti pemenuhan tenaga dan fasilitas masih ada, komitmen pemerintah pusat dan lembaga terkait menunjukkan arah yang positif. Untuk keberhasilan jangka panjang, yang paling penting adalah bagaimana sekolah‑sekolah tersebut bisa menjadikan perpustakaan sebagai “pusat” aktivitas belajar dan komunitas, bukan hanya sebagai ruang kosong.
