Sahroni Tampil di Depan Warga, Akui Banyak yang Benci

Ahmad Sahroni, anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem, muncul secara langsung di hadapan warga sekitar lingkungan rumahnya di Jalan Swasembada, Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jawa Pos+1
Kemunculan ini terjadi pada Senin (3/11/2025) setelah rumahnya menjadi sasaran perusakan dan penjarahan massa pada akhir Agustus 2025. Liputan6+1
Dalam pertemuan singkat tersebut, Sahroni menyampaikan kekecewaannya karena merasa banyak pihak membencinya—meskipun ia tegas menolak tuduhan korupsi:

“Semua orang membenci saya, semua orang mencari saya. Bapak ibu, saya alhamdulillah tidak korupsi.” Jawa Pos+1


Isi Pernyataan Sahroni

  • Sahroni menyinggung bahwa rumah yang dijarah tersebut adalah hasil jerih payahnya sendiri, bukan hasil korupsi atau uang pajak rakyat. suara.com+1

  • Ia menyebut bahwa dirinya menjadi target kebencian publik, dan menanyakan mengapa foto keluarganya sampai dicuri dalam aksi penjarahan. suara.com

  • Sahroni juga menyinggung isu-isu publik seperti pajak dan pembagian sembako yang menurutnya menjadi sentimen yang digunakan untuk menyerang dirinya. suara.com


Aksi Massa & Reaksi Warga

  • Pada Sabtu (30/8/2025), ratusan warga geruduk rumah Sahroni di Tanjung Priok, melempari rumah, memecahkan kaca, dan merusak kendaraan. Liputan6+1

  • Warga sekitar memasang spanduk “Dilarang Masuk Kecuali Warga RT 06-08” untuk menjaga akses ke gang menuju rumah Sahroni pasca peristiwa tersebut. Jawa Pos

  • Penjagaan di lokasi diperketat, melibatkan warga setempat dan anggota TNI AL, sebagai respon terhadap kerusuhan dan aksi yang terjadi. IDN Times


Analisis & Implikasi

  • Kemunculan Sahroni di depan publik menunjukkan bahwa politikus tersebut merasa perlu menghadapi langsung masyarakat setelah peristiwa kontroversial.

  • Pernyataannya mengandung dua pesan utama: pengakuan bahwa banyak yang membenci dirinya, dan penegasan bahwa dirinya tidak melakukan korupsi.

  • Aksi massal dan kerusakan terhadap rumahnya menjadi simbol ketidakpuasan publik terhadap wakil rakyat, terutama terkait pernyataannya yang dianggap meremehkan aspirasi masyarakat.

  • Tindakan pengamanan ekstra di lingkungan sekitar rumahnya menunjukkan bahwa isu ini bukan sekadar masalah pribadi, tetapi juga berdampak pada keamanan dan ketertiban publik.


Kesimpulan

Ahmad Sahroni tampil di hadapan warga setelah menjadi sasaran kerusuhan dan menyampaikan bahwa dirinya dibenci banyak pihak—namun menegaskan dirinya tidak korupsi. Pernyataan dan kondisi ini mencerminkan dinamika politik lokal yang tegang, serta memperlihatkan bahwa wakil rakyat tidak hanya menghadapi tantangan legislatif tetapi juga tantangan kepercayaan publik.